Rabu, 22 Januari 2014

Syukur dalam Perspektif Al-Qur`an


Dampak Bersyukur
Al-Quran secara tegas menyatakan bahwa manfaat syukur kembali kepada orang yang  bersyukur, sedang Allah Swt. sama sekali tidak memperoleh bahkan tidak membutuhkan sedikit  pun dari syukur makhluk-Nya.
tA$s% Ï%©!$# ¼çnyZÏã ÒOù=Ïæ z`ÏiB É=»tGÅ3ø9$# O$tRr& y7Ï?#uä ¾ÏmÎ/ Ÿ@ö6s% br& £s?ötƒ y7øs9Î) y7èùösÛ 4 $£Jn=sù çn#uäu #É)tGó¡ãB ¼çnyZÏã tA$s% #x»yd `ÏB È@ôÒsù În1u þÎTuqè=ö6uÏ9 ãä3ô©r&uä ÷Pr& ãàÿø.r& ( `tBur ts3x© $yJ¯RÎ*sù ãä3ô±o ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 ( `tBur txÿx. ¨bÎ*sù În1u @ÓÍ_xî ×Lq̍x. ÇÍÉÈ
Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Mahamulia (QS An-Naml [27]: 40)
Walaupun manfaat  syukur  tidak  sedikit  pun  tertuju  kepada Allah,  namun  karena  kemurahan-Nya,  Dia menyatakan diri-Nya sebagai Syakirun 'Alim (QS Al-Baqarah [2]: 158), dan  Syakiran Alima  (QS  An-Nisa'  [4]:  147),  yang keduanya berarti, Maha Bersyukur  lagi  Maha  Mengetahui,  dalam  arti   Allah   akan menganugerahkan  tambahan nikmat berlipat ganda kepada makhluk yang bersyukur. Syukur Allah ini antara lain  dijelaskan  oleh firman-Nya dalam surat Ibrahim (14): 7 yang dikutip di atas.
QS Al-Baqarah [2]: 158
* ¨bÎ) $xÿ¢Á9$# nouröyJø9$#ur `ÏB ̍ͬ!$yèx© «!$# ( ô`yJsù ¢kym |MøŠt7ø9$# Írr& tyJtFôã$# Ÿxsù yy$oYã_ Ïmøn=tã br& š§q©Ütƒ $yJÎgÎ/ 4 `tBur tí§qsÜs? #ZŽöyz ¨bÎ*sù ©!$# íÏ.$x© íOŠÎ=tã ÇÊÎÑÈ
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah[102]. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya[103] mengerjakan sa'i antara keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri[104] kebaikan lagi Maha Mengetahui.”
[102]  Syi'ar-syi'ar Allah: tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah.
[103]  Tuhan mengungkapkan dengan perkataan tidak ada dosa sebab sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakannya sa'i di situ, Karena tempat itu bekas tempat berhala. dan di masa jahiliyahpun tempat itu digunakan sebagai tempat sa'i. untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.
[104]  Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya.
QS  An-Nisa'  [4]:  147
$¨B ã@yèøÿtƒ ª!$# öNà6Î/#xyèÎ/ bÎ) óOè?ös3x© öNçGYtB#uäur 4 tb%x.ur ª!$# #·Å2$x© $VJŠÎ=tã ÇÊÍÐÈ

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha Mengetahui.”
[370]  Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
Ibrahim (14): 7
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Profil orang yang bersyukur
Seorang yang bersyukur dengan hatinya saat ditimpa mala petaka pun, boleh jadi dapat memuji Tuhan, bukan atas malapetaka itu, tetapi  karena  terbayang  olehnya bahwa yang dialaminya pasti lebih kecil dari kemungkinan lain  yang  dapat  terjadi.  Dari sini syukur --seperti makna yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip di atas-- diartikan  oleh  orang yang  bersyukur  dengan  "untung"  (merasa  lega,  karena yang dialami lebih ringan dari yang dapat terjadi).
Hanya dua orang dari mereka yang disebut oleh Al-Quran  sebagai  hamba  Allah  yang  telah membudaya dalam dirinya sifat syukur, yaitu Nabi Nuh a.s. yang dinyatakan-Nya   sebagai   "Innahu   kanna   'abdan   syakura" (Sesungguhnya  dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur) (QS  Al-Isra'  [17]:  3),  dan  Nabi   Ibrahim   a.s.   dengan firman-Nya,    "Syakiran   li   an'umihi"   (yang   mensyukuri nikmat-nikmat Allah) (QS An-Nahl [16): 12l).
            QS  Al-Isra'  [17]:  3
sp­ƒÍhèŒ ô`tB $oYù=yJym yìtB ?yqçR 4 ¼çm¯RÎ) šc%x. #Yö6tã #Yqä3x© ÇÌÈ

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”
            QS An-Nahl [16): 12l
#\Å2$x© ÏmÏJãè÷RX{ 4 çm9u;tGô_$# çm1yydur 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 8LìÉ)tGó¡B ÇÊËÊÈ
“(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah Telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.”